(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
- Biaya Cetak : 11.000 x 500 eks = 5.500.000
- Biaya Penerbitan : 500.000
- Biaya ongkir distributor dll : 500.000
- Biaya Promosi : 1 juta
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sudah sangat jelas dan gamblang bukan? Bagaimana kalau tidak punya dana sebanyak itu? Bisa kok dengan sistem patungan dengan beberapa teman. Jadi, dalam satu buku berisi kumpulan cerpen 10 orang. Masing-masing orang mendapat jatah 20 halaman. Iurannya 750 ribu per orang.
Bagaimana dengan penjualannya?
Jika iuran 10 orang, maka buku yang 300 eks dikembalikan lagi ke penulis. Masing-masing mendapat 30 eks. Jika dijual sendiri dengan harga 30 ribu, masing-masing sudah kembali modal dan mendapatkan untung. Karena 30 eks x 30 ribu = 900 ribu. Ini bukan termasuk ongkir ke penulis, ya?
Untuk ongkir buku ke distributor, sudah dimasukkan ke beban ongkir di nomor tiga. Promosi penjualan menggunakan biaya promosi. Biasanya untuk promosi ini ada undian hadiah uang, dapat handphone atau yang lain untuk pembeli buku. Event-event dengan hadiah tertentu dengan syarat membeli bukunya juga termasuk dalam promosi ini. Promosi lebih mudah jika langsung ke teman dekat, tetangga, dan saudara. Apalagi ke murid-murid atau peserta seminar.
Untuk keuntungan lainnya yang di toko buku, bisa dibagikan ke seluruh penulis secara rata. Ingat, ya? Ini pun harus ada PJ yang menangani langsung.
Saran saya, sebaiknya yang ikut patungan semakin sedikit orangnya. Kenapa? Agar pembagian royalty, dll tidak ribet. Pun soal pemilihan cover dll. Karena saat ini toko buku lebih ketat dalam memilih, ada pertimbangan dari cover buku, isi, dan layoutnya.
Jika mau sharing lebih lanjut, saya tunggu di WA 085103414877 atau PIN 32511595.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
29 Comments. Leave new
Boleh neh infonya. Makasih mba
Sudah aku folbesk blognya ya
Sama-sama.
Makasih juga udah follback 🙂
Infonya lumayan detil mbak.. Awalnya kupikir menerbitkan secara indie gak kan bisa nembus gramed atau toko buku lainnya.. Kupikir hanya kita sendiri yg kudu ekstra promosi dan menjual buku2nya.. Mksh mbak sdh berbagi info, paling tdk setelah membaca artikel ini bangkit lg nih semangat mau nerbitkan buku..
Semua tergantung pada kita lho. 🙂
Wah..untung juga ya..bisa nerbitin buku..
Tergantung orangnya sih 🙂
Mba anisa, mau nanya dong. Saya kurang jelas nggak apa-apa ya? Itu kan cetak 200 eks biaya cetak nya 8.500 itu harga per eksemplarnya ya? Terus dapet angka 42.500 sama 30.000 buat harga, darimana? Makasih
Wah, akhirnya ada yang teliti. 😀
Itu biaya cetak 11 ribu. Di paragraf akhir dijelaskan.
Untuk harga normal 55 ribu (bukan 42.500) didapat dari biaya cetak dikali 5.
Untuk harga 30 ribu adalah jumlah jika beli di penulis, kan biasanya ada diskon banyak daripada toko buku. 🙂
Kalkulasinya udah diedit semua.
Makasih udah teliti.
Oh jadi gitu yah Mbak. Kalau semakin cetak banyak justru makin murah. Tapi kalau ditotal lumayan mgap-megap juga ya untuk buku 300-an lembar.
Heheh, Iya, Mbak. Tapi ada kok yang cetak hanya 1 buku aja dan itu sudah bisa saat ini. Soal harga, biasanya dipatok 100 per halaman dan finishing 10 ribu untuk harga normal.
Kalau di saya, harga beda lagi. 🙂
Jadi, kalau punya modal sendiri mudah ya meneritkan buku. Makasih sharingnya, Mak.
Sudah saya folbek blognya, follow twitter, dan G+. Sukses yaaa
Iya, Mak. Hitungannya seperti di atas, ya? 🙂
Makasih udah follow. 😉
wah mencerahkan nih postingannya mbak Anisa hehhee 🙂
Terima kasih 🙂
Trnyata berliku-liku ya mbak jalannya, makanya bener tuh kalo ada kasus bajakan buku, yang dirugikan banyak pihak termasuk penulisnya sendiri. Butuh perjuangan demi mempromosikan buku demi meraih profit
Iya banget, Mbak. 🙂 Makasih udah mampir. 🙂
Salam Mbak Anisa. Saya Tiara. Saya ingin tanya tentang cetak buku murah di AE. Kertasnya pakai jenis apa ya, Mbak? Apa bisa pilih, misal mau HVS atau bookpaper? Terus kalau per kilonya biasanya ada berapa buku ya Mbak (misal untuk buku yang tebalnya 200 halaman a5, kertas HVS 70gsm)?
Makasih sebelumnya, Mbak. 🙂
Bisa pilih kok.
Kalau HVS, 200 halaman muat 5 buku.
Jika cetaknya banyak, lebih baik paiai kargo atau travel. 🙂
Oh gitu Mbak. Berarti kalau jumlah halamannya lebih sedkit (misal 100 halaman)
bisa muat lebih banyak buku ya per kilonya? 🙂
Btw, salam kenal ya Mbak. Sebenarnya kita berteman di fb, akun fb saya Yara Purnama. Saya baru memulai usaha penerbitan indie, Mazaya Publishing House, di Tasikmalaya. Nah, saya sedang cari percetakan yang bisa cetak PoD. Soalnya kalau di Tasik jarang Mbak, banyaknya yang nerima offset. Mudah-mudahan suatu saat kita bisa bekerja sama. Jujur saya terinspirasi kesuksesan Mbak, tetap bisa nulis buku, bloggingan dan ngurusin ae publishing dengan seimbang. Bagi tipsnya dong Mbak biar tetap balance gitu. 🙂 Makasih sebelumnya Mbak Anisa. Oh ya, sudah saya follow semuanya Mbak.
Salam kenal juga. Bisa kerjasama untuk cetak buku kok. Harga lebih murah dari tabel.
Kalau banyak, bisa pakai travel. Malah lebih murah daripada jne dan lainnya. Satu kardus besar 100 ribuan.
Makasih udah follow. Kalau pakai laptop, akan saya follow balik. 🙂
Saya lagi nulis naskah buku, Mbak. Bermanfaat banget nih, makasih.
Sama-sama. 🙂
Sama-sama. 🙂
Jika punya modal memang sebaiknya diterbitkan sendiri karena lebih cepat dan ada labar yang menggiurkan.
Hanya perlu kerja keras dan rajin berpromosi.
Terima kasih tipsnya.
Salam hangat dari Jombang
Iya, Pakdhe. 🙂
Salam kenal dari Kepanjen. 🙂
Semoga kapan kapan bisa buat buku kroyokan juga jehehehe 🙂
Aamiiin …. 😀
Belajar penerbitan dari artikel ini, ternyata gitu ya. Saya agak minder bisa g ya nulis buku. Tp dalam hati pengen….
Pasti bisa. 😀