Bantuan sosial pasti kalian tidak asing lagi mendengarnya, bahkan program ini sudah hampir dikenal dan sampai ke semua penjuru masyarakat. Pasti tahu dong tujuan awal bansos untuk menyejahterakan rakyat, di masa pandemi seperti ini pun bansos menjadi salah satu solusi saat terjadi krisis ekonomi di masa pandemi ini. Bansos sendiri adalah upaya pemberian bantuan yang bersifat tidak tetap agar masyarakat dapat meningkatkan taraf kesejahteraan. Hal ini tentunya menyelamatkan masyarakat miskin maupun yang paling terdampak secara sosial akibat pandemi. Bansos juga bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya sosial.

Bansos adalah uang rakyat maupun uang negara yang harus dijaga penggunaannya serta harus dipertanggungjawabkan karena bersumber dari APBD. Seberapa sih pentingnya bansos? Sekarang di masa pandemi pastinya masyarakat seperti pedagang kecil dan yang lainnya kesulitan mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari, tak heran mereka marah saat petugas menutup tokonya. Banyak dari mereka tak mau menutup toko karena hanya itu sumber penghasilan, selain itu di masa pandemi seperti ini dagangan selalu sepi karena Sebagian besar orang takut terpapar COVID-19. Beberapa kalimat yang mereka lontarkan:

Kami makan apa, jika tak punya uang?
Bisa-bisa kami mati karena kelaparan kalau tidak karena virus.
Siapa yang bisa memberi makan kami kalau terus seperti ini?
Bisa dibayangkan kehidupan mereka saat masa pandemi seperti ini, banyak dari mereka kesulitan mencari nafkah bahkan memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi di saat pandemi kondisinya semakin parah. Adanya bansos menjadi penyelamat yang meringankan beban masyarakat, bansos sendiri bisa berupa uang atau barang. Dalam keadaan ini bansos disalurkan dengan optimal ke berbagai daerah yang terdampak COVID-19. Beban-beban yang ada di Pundak warga akan sedikit demi sedikit teringankan oleh uluran tangan pemerintah melalui bansos. Perlu kalian tahu bansos sudah dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yuk simak apa saja optimalisasi bansos saat pandemi yang dilakukan pemerintah!
Bantuan ini sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif karena bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, tentunya hal ini juga mencegah terjadinya kesenjangan sosial. Namun, dalam praktiknya tak pernah berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Walau KEMENSOS sendiri sudah mengoptimalkan bansos ini dengan mendorong penyaluran beras 5 kg untuk 5,9 juta pekerja informal yang terdampak pandemi se-Jawa-Bali. Oleh karena itu ada optimalisasi bansos saat pandemi.
Baca juga: 17 Oktober, Peringatan Hari Pemberantasan Kemiskinan Dunia


Tak tanggung KEMENSOS pun menyalurkan 2.010 ton beras untuk pekerja informal di Jawa-Bali yang tidak bisa mencari nafkah karena PPKM. Sejak adanya pandemic bansos dioptimalkan untuk mengatasi krisis ekonomi yang menyebabkan masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi tak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga sudah berbentuk barang, seperti sembako yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sekarang. Tujuannya agar bantuan sosial ini sampai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan dimanfaatkan dengan baik. Apa saja nih optimalisasi bansos saat pandemi?
Baca juga: Pemberdayaan Masyarakat Adalah Tanggung Jawab Semua Kalangan
Mengingat pentingnya bansos masyarakat dan pemerintah harus menjaganya dengan baik, karena dengar-dengar nih ada penyelewengan dana bansos. Hemm, pasti pemerintah korupsi lagi, eits jangan salah ada masyarakat yang malah menggunakannya untuk membeli rokok, lho. Wah, ini cara bunuh diri secara perlahan karena makanan pokok tidak lebih penting daripada rokok bagi orang seperti ini. Seakan tak masalah menggunakan bansos yang diberikan untuk membeli rokok, memang hak mereka menggunakannya untuk apa, tetapi bahan pangan lebih penting daripada yang lainnya apalagi rokok berpengaruh kepada kesehatan.
Penyelewengan seperti ini banyak terjadi, tak jarang pula terselubung korupsi di dalamnya. Ternyata oh ternyata tidak hanya rakyat yang melakukan kecurangan, tetapi juga pemerintah yang menyalurkan bansos sendiri. Banyak banget warga yang mengeluh tidak dapat bansos, kenyataannya beberapa orang yang memang sangat membutuhkannya malah tidak bisa mendapatkan bansos dengan maksimal. Tentunya hal ini memantik kecurigaan masyarakat terhadap pemerintah yang bisa saja melakukan korupsi.
Salah satu kasus korupsi yang terjadi dilakukan oleh Juliari Batubara yang berakhir dituntut 11 tahun penjara. Jaksa komisi Pemberantasan Korupsi Menuntut mantan Menteri Sosial Juliari Batubara 11 tahun di penjara karena kasus korupsi bantuan sosial COVID-19. Jaksa juga menuntut Juliari diwajibkan membayar denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan. Hemm, setimpal hukumannya apalagi jaksa KPK menuntut Juliari membayar uang pengganti sebanyak Rp 14,5 miliar dan pencabutan hak politik selama 4 tahun setelah menjalani hukuman penjara.
Wah, luar biasa sekali hukumannya setimpal dengan kejahatan, sehingga pelaku korupsi jera dan takut saat melakukannya lagi. Hemm, korupsi bukan budaya kita, budaya kita adalah melototi proses bagi-bagi bansos supaya tidak ada kecurangan. Siapa lagi yang jago mengawasi kalau bukan emak-emak, hemm kalian dibutuhkan untuk mengintai dan mengawasi kegiatan penyaluran bansos. Informasi dalam perkumpulan emak-emak jauh lebih cepat dibandingkan Twitter.
buy valtrex online cpff.ca/wp-content/languages/new/mg/valtrex.html no prescription
Ayo, kerahkan emak-emak untuk mengawasi penyaluran distribusi bansos!


Namun, untuk mengetahui ke mana dana bansos berjalan setelah diberikan kepada penerima tentunya akan sulit. Oleh karena itu, ada aplikasi yang diciptakan untuk mendeteksi penggunaan bansos oleh penerima bantuan.
buy stromectol online blackmenheal.org/wp-content/languages/new/mg/stromectol.html no prescription
Ingat, bansos bukan untuk beli rokok/miras, lebih baik digunakan untuk beli kebutuhan sehari-hari, ya. Selain itu, kalau ada yang menyelewengkan bansos laporkan saja ke website KEMENSOS.
Kecurangan lainnya bisa terjadi dengan data ganda, hemm apalagi ini? Data ganda penerima bantuan ini bertujuan untuk mendapatkan jatah double dari bansos, Mensos Risma sudah menjelaskan soal 21 juta data ganda penerima bansos ke DPR. Mensos pun sudah melakukan sinkronisasi NIK di Kemendagri jadi tidak ada data ganda penerima bansos lagi. Hemm, penyelewangan apa saja yang membahayakan dana bansos, nih?
buy synthroid online cpff.ca/wp-content/languages/new/mg/synthroid.html no prescription
- Korupsi
Sudah bukan hal aneh lagi adanya koruptor di negara ini dan yang melakukan adalah pemerintah. Namun, dana bansos yang diperuntukkan rakyat dimakan pejabat yang hidupnya tidak kekurangan lagi pasti akan menerima ganjaran. Hukumannya pun tidak akan ringan, tentunya KPK menjatuhkan hukuman yang setimpal dengan kejahatan.
- Tidak digunakan dengan semestinya
Nah, poin ini juga sudah dibahas di atas masih ada yang menggunakan dana bansos untuk membeli rokok dan miras. Padahal kedua hal itu membahayakan kesehatan, bahkan tak jarang berakhir kematian. Ironisnya lagi, mau makan apa jikalau tak punya pekerjaan dan bantuan dihabiskan untuk membeli rokok dan miras. Seakan hidup hanya membutuhkan makan dari dua hal itu, ingat lebih baik gunakan dana bansos untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Data Ganda
Terakhir, kali ini sangat miris karena tidak hanya pemerintah yang melakukan kecurangan, tetapi juga rakyatnya. Data ganda bertujuan untuk mendapatkan jatah bansos double/lebih, sehingga bisa digunakan secara pribadi tanpa rasa bersalah. Padahal ini merugikan orang lain, bantuan yang seharusnya untuk orang lain menjadi miliknya sendiri dan tentunya merugikan pemerintah. Tentunya MENSOS pun sudah bertindak untuk menghilangkan segala kecurangan yang ada.
Jika sudah seperti ini bansos harus dijaga oleh kedua pihak, yaitu rakyat dan pemerintah dengan baik. Pasalnya tak hanya rakyat yang akan dirugikan, bahkan negara jika terjadi penyelewengan seperti ini. Dana bansos yang diberikan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dan mengurangi terjadinya risiko sosial sangat berperan penting di masa pandemi seperti ini, terlebih kondisi ekonomi akan semakin kritis saat berbagai penyelewengan tetap terjadi. Mengingat masa COVID-19 pun masih ada di negara kita dan bisa saja semakin parah, jika terjadi kesenjangan sosial secara terus menerus.


Oleh karena itu, pemerintah juga meluncurkan bantuan baru, yaitu kartu prakerja yang menyalurkan bantuan berupa uang untuk para prakerja yang terdaftar. Kartu prakerja adalah bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat Indonesia yang ingin memiliki atau meningkatkan keterampilannya. Pendaftarannya pun mudah karena bisa dilakukan lewat website resmi kartu prakerja. Kartu prakerja sendiri menjadi solusi untuk yang masih pengangguran di rumah. Bansos maupun kartu prakerja tujuannya sama, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat. Maka dari itu, kita harus menggunakannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.